Ruteng, NTT, Indometro.id -- Ditengah anggaran pendidikan yang demikian besar dibarengi dengan tingginya semangat pemerintah mendirikan sekolah-sekolah SMA/SMK pada semua kabupaten/kota hingga kecamatan saat ini.
Di kabupaten Manggarai, misalnya, SMA/SMK negeri yang baru dibuka hampir tersebar pada 12 kecamatan. Hal didorong oleh tingginya anggaran pemerintah di bidang pendidikan.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (4) dan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1) mengatur bahwa alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBD.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan yang disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara pada Konferensi Pers APBN KiTa Edisi November 2024, Jumat (8/11/24), anggaran pendidikan hingga 31 Oktober 2024 telah terealisasi sebesar Rp463,1 triliun atau 69,6% dari pagu.
Namun masih ada sekolah SMA Negeri yang terkesan diabadikan pihak pemerintah provinsi NTT. Sekolah tersebut adalah SMAN 3 Cibal, kecamatan Cibal kabupaten Manggarai, provinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini didirikan tahun 2019 lalu, jumlah siswanya saat ini sebanyak 216 orang.
Jumlah rombongan belajar ada 7 rombel, 4 rombel ada ruangan kelas dan 3 rombel tidak ada ruang kelas.
Siswa dan Siswi SMAN3 Cibal kecamatan Cibal kabupaten Manggarai provinsi Nusa Tenggara Timur sebagian masih menggunakan gedung darurat yang dibuat oleh Guru-guru SMAN 3 Cibal untuk tiga rombongan belajar dari bambu.
Kepala Sekolah SMAN 3 Cibal, kecamatan Cibal kabupaten Manggarai provinsi Nusa Tenggara Timur, Aloysius Ganggor, SE kepada media ini menuturkan kondisi terkini disekolah yang diasuhnya sejak 2019 silam.
Dikatakannya bahwa ruang kelas permanen ada 4 ruang, ruang kelas darurat ada 3 ruang kelas terbuat dari bambu.
Tahun Anggaran 2022/2023, lanjutnya, Pemerintah Provinsi NTT telah membangun fisik gedung yang terdiri dari 1 unit ruang kepala sekolah, 1 unit ruang guru, dan dua unit ruang kelas. Dua unit ruang kelas dibangun masing masing dua rombongan belajar hingga berjumlah 4 ruang kelas.
Karena kekurangan ruang kelas maka kami berinisiatif bersama rekan guru dan tenaga kependidikan untuk membangun tiga unit gedung darurat guna memenuhi kebutuhan ruang kelas. Satu unit untuk satu rombongan belajar dan satu unit untuk dua rombongan belajar.
Meja dan kursi untuk tiga ruang kelas rata rata rusak berat hingga beberapa orang siswa terpaksa tidak kebagian tempat duduk. Kursi dan meja siswa yang rusak diupayakan oleh pihak sekolah untuk memperbaikinya yang dikerjakan secara swadaya. Kami membangun ruang kelas darurat dan memperbaiki kursi meja yang rusak ini pada sore hari diluar jam pelajaran sehingga tidak menyita waktu efektif KBM, kata Aloysius Ganggor.
Dikatakannya, ruang perpustakaan dan laboratorium belum ada sama sekali. Toilet ada 3 unit bantuan dari desa dan ada 6 unit dibangun dari dana alokasi umum (DAU). Semua toilet dalam kondisi tidak ada air sama sekali. Kebutuhan air untuk keperluan di toilet harus dibawa dari luar sekolah yang jaraknya cukup jauh. Sinyal handphone hilang muncul.
Jumlah tenaga kependidikan, ada 26 orang; 1 Orang PNS yaitu kepala Sekolah, PPPK satu orang, tenaga honorer 24 orang. Dari 24 orang ini, 20 orang adalah guru, tata usaha 2 orang, operator sekolah dan satpam masing-masing 1 orang, ungkapnya.
Diakuinya, bahwa siswa yang belajar di SMAN 3 Cibal masih dipungut biaya sebesar Rp.1.250.000 untuk membiayai gaji guru komite. Loys bersyukur hampir semua siswa di sekolahnya mendapatkan beasiswa PIP.
Gaji guru komite diambilnya sebagian dari dana BOS dan sebagian lagi dana komite sekolah, terangnya.
Loys mengharapkan perhatian pemerintah provinsi NTT untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas dan sarana lainnya di SMAN 3 Cibal serta perhatian pemerintah untuk kesejahteraan guru honorer yang berjumlah 24 orang itu.
Beberapa pihak yang bertanggung jawab tidak bersedia memberikan tanggapan terkait dengan berlarut-larutnya soal kekurangan ruang kelas dan menggunakan ruang kelas dari bambu di SMAN 3 Cibal ini. (Yos G)
Posting Komentar untuk "Sungguh Prihatin: Siswa-Siswi SMAN 3 Cibal kabupaten Manggarai Masih Belajar Dalam Ruang Kelas dari Bambu "