-->
  • Jelajahi

    Copyright © Indometro Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    >

    Temukan Kami DI Fb

    Sejumlah SMA-SMK Cabdis Pendidikan Siantar Hidup Segan Mati Tak Mau

    Senin, 10 Januari 2022, Januari 10, 2022 WIB Last Updated 2022-01-10T10:41:31Z

    Ads:



    Simalungun, indometro.id -
    Hidup segan mati tak mau, ungkapan inilah yang dirasakan sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Wilayah Dinas Pendidikan Sumatera Utara Cabang Dinas Pendidikan Siantar.

    Adapun sejumlah sekolah yang merasakan hal tersebut antara lain, SMA Swasta Trisakti Pematangsiantar, SMA Swasta Pembangunan Simalungun, SMA Swasta Maria Goretti, SMA PGRI 10 Pematangsiantar, SMA Swasta Surya, SMA Swasta Dharma Budi, SMK Swasta Buddist. Hal ini di benarkan Drs Hamonangan Aruan selaku kepala seksi SMA saat di komfirmasi diruang kerjanya Senin,(10/01/2022).

    ” Untuk sekolah yang sudah non aktif selama pandemi Covid-19 seperti SMA Swasta Trisakti Pematangsiantar, SMA Swasta Pembangunan, SMA Swasta Maria Goretti dan sekolah yang anak didiknya sangat minim atau kurang peminat antara lain SMA PGRI 10, SMA Swasta Surya, SMA Swasta Dharma Budi dan SMK Swasta Buddist”. sebut Aruan.

    Aruan juga mengatakan, bahwa  dampak dari Pandemi Covid-19 sekolah tersebut non aktif karena anak didik tidak ada yang mau bersekolah di sekolah tersebut, artinya selama pandemi proses belajar mengajar dilaksanakan secara daring.

    “Selama pandemi kan proses belajar mengajar di laksanakan secara daring jadi kemungkinan anak-anak gak mau bersekolah jauh-jauh, lihat aja contohnya seperti SMA Surya yang di Jalan Dalil Tani Pematangsiantar jumlah muridnya aja hanya 10 orang, kelas X 7 orang, kelas XI 2 orang dan kelas XII 1 orang”. ujar Aruan.

    Saat di singgung apakah ada pengaruh dari banyaknya jumlah peserta anak didik satu rombel di sekolah negeri saat penerimaan peserta didik baru sehingga sekolah swasta jadi minim peserta didik?, Aruan dengan tegas mengatakan bahwa itu tidak ada hubungannya,  karena yang terjaring ke negeri itu sekitar 30 persen yang lulus.

    Terlepas dari itu, lajut Aruan bahwa mutu sekolah itu adalah prioritas yang paling utama “Orang tua sekarang kan sudah pintar jadi gak mungkin anaknya dimasukkan pada sekolah yang tidak bermutu padahal di bayar mahal-mahal”.kata Aruan.

    Aruan juga berharap untuk kedepan sekolah-sekolah tersebut harus mampu bersaing agar mampu menarik para peserta didik disaat penerimaan peserta didik baru.

    Menanggapi hal tersebut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Siantar James Andohar Siahaan SSTP saat dimintai tanggapannya mengatakan, Bila izin operasional sekolah tersebut sudah tidak berlaku kita akan rekomendasi untuk ditutup atau dimerjer, biasanya seperti ada masalah sengketa tanah yayasan sehingga perpanjangan izin tidak bisa terpenuhi syaratnya.
    (JP)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini