Cegah Stunting, Pemdes Patawang Gelar Pertemuan Rumah Desa Sehat

Daftar Isi

Waingapuindometro.id- Kepala Desa Patawang Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur,  Iman Soleman, mengatakan, agenda Rapat Rutin Rumah Desa Sehat (RDS) Triwulan II Bulan April, Mei, Juni 2022 bertujuan agar kita bisa melihat apa yang dilakukan Pemerintah Desa di bidang kesehatan dan pendidikan usia dini. 

Saat membuka Rapat Penyelenggaraan Rumah Desa Sehat (RDS) di Kantor Desa Patawang, Rabu, (27/7/2022) ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama membahas kedua sektor pembangunan tersebut tanpa mencari kesalahan dan kelebihan orang lain. 

"Mari kita bahas bersama kedua sektor pembangunan ini tanpa mencari kesalahan dan kelebihan orang. Mari kita cari solusi bersama", ungkapnya.

Hadir pada kesempatan itu Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa (Kasie PMD) Sekretariat Kecamatan Umalulu, Umbu Nggaja Rawambaku, Korlap KB,  Alinda R.F. Galla, S.Sos, TPP P3MD,  Helena Alu Kana Kale, Nancy A. Buli dan Berno, Tim Ahli Gizi Puskesmas Melolo,  Seniati Upa Loro Dimu, A.Md.Gz, Rambu Mince Atakadi, Tim Nakes Desa Patawang, Ibu Sarlinda Y.T Uju dan Bapak Ndamung Matalu, KPM Rambu Yuli, kader posyandu, Tutor PAUD dan perangkat desa.

Lebih jauh, Kepala Desa Patawang mengungkapkan, berdasarkan hasil operasi timbang pada bulan Februari tercatat ada balita usia 0 sampai 23 bulan  yang terindikasi stunting.

"Desa melakukan intervensi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT -Red) dalam rangka penanggulangan stunting selama 90 hari berturut turut. Anggarannya Rp 10.000/ anak. Sementara bagi pengelola PMT seperti Nakes, KPM dan Kader Posyandu tanpa upah," ujarnya.


Guna mengantisipasi berbagai kendala menyangkut menu PMT, Ketua Tim Penggerak PKK yang juga sebagai Bidan Desa, Sarlinda Uju turun ke masyarakat dan membentuk kelompok dasawisma sembari memberi bibit sayur kepada kelompok untuk ditanam. 

"Saat pelaksanaan PMT, sayuran dari kelompok dasawisma yang sudah di panen disumbangkan ke pengelola PMT," paparnya. 

Ditambahkan pula, guna pelestarian penanaman sayuran dan tanaman apotik hidup, Pemdes Patawang juga memprogramkan kebun gizi memanfaatkan pekarangan depan dan belakang Pustu Patawang. 

"Ini semua demi mendukung program pemberantasan stunting, gizi buruk dan gizi kurang," tandas Bapak Kades Patawang.

Dikemukakan pula, dengan kerja keras Pemdes Patawang bersama para Nakes Desa, KPM dan Kader Posyandu, balita penderita gizi buruk yang terdeteksi pada bulan Februari berjumlah 6 orang, pada bulan Juni tinggal 3 orang.

"Saya mengapresiasi kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting Desa Patawang yang hari ini adalah hari 45 pemberian PMT," ujarnya lagi. 

Pada kesempatan itu, Kades Patawang menyampaikan terima kasih kepada Puskesmas yang telah menggelorakan sistim orang tua asuh.

"PLH Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Timur, Bapak Umbu Ngadu Damu mempunyai anak asuh di Patawang dan sering melakukan kunjungan rumah dan juga Wakil Kepala Bank NTT Cabang Waingapu juga jadi orang tua asuh," ungkapnya. 

Sementara Kasie PMD Sekretariat Kecamatan, Umbu Ngganja Rawambaku, menyampaikan terima kasih kepada Pemdes Patawang dan stakeholder kesehatan yang telah berswadaya dan berjerih lelah membangun bidang kesehatan dan pendidikan PAUD. 

"Kita perlu punya pemahaman yang sama dimana setiap triwulan menyelenggarakan RDS," tuturnya. Dalam forum RDS, kita melakukan koordinasi, komprehensif, Bapak Desa dapat membangun kolaborasi dalam forum RDS. Dalam nuansa kolaboratif dan terpadu, Pemdes dan Tim Nakes Desa beserta stakeholder kesehatan di desa dapat melakukan tindakan advokasi dalam rangkavpenurunan angka stunting, gizi buruk dan gizi kuranf serta advokasi Perda Kabupaten Sumba Timur Nomor 13 Tahun 2011 tentang Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak," urainya.  


Sedangkan, Korlap KB, Alinda R.F Galla, mengungkapkan, pada tahun 2020 Presiden memberikan tanggung jawab kepada BKKBN Pusat untuk menanggulangi stunting. Dasar hukumnya, Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan Stunting.

"Pemerintah Pusat menargetkan penurunan angka stunting dari 24 persen ke 14 persen pada tahun 2024. Kami mulainya dari hulu dengan pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Kami lakukan pantauan dengan memberikan tujuh format. Pendampingan dilakukan bagi remaja yang nantinya jadi calon pengantin. Kita mendata calon pengantin untuk mempersiapkan mereka masuk kehidupan keluarga, hamil dalam keadaan sehat dan bergizi," papar Allinda. 

Dikemukakan, keluarga berencana merupakan hal yang luas bukan sekedar pemasangan alat kontrasepsi. Semua perencanaan hidup berkeluarga, masuk dalam kategori keluarga berencana. Desa Patawang adalah desa yang sangat aktif membentuk Kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integrasi. Kelompok Bina Keluarga Remaja. Kelompok Bina Keluarga Lansia. 

"Kami  juga membentuk Pusat Informasi Konseling Remaja," imbuhnya. 

Selanjutnya pemaparan Laporan Konvergensi Pencegahan Stunting Tingkat Desa Terhadap Sasaran Rumah Tangga 1000 HPK oleh KPM Rambu Yuli. Data tersebut diselaraskan dengan Data Tim Ahli Gizi. (Bertho Watan)

Posting Komentar

banner image
Ads:

banner image
JustMarkets