Jakarta-Tidak semua orang suka bercocok tanam di Jakarta. Apalagi lahan kosong sudah sulit dicari karena penuh bangunan dan tertutup untuk dimanfaatkan. Lihat saja tanah di bawah jalan layang Pejompongan menjelang lampu merah Slipi Petamburan, sudah puluhan tahun hanya dipenuhi rumput liar dan aneka pisang batu saja.
Beda dengan Abdullah biasa dipanggil dengan Uwo, lelaki 58 tahun ini, Kamis (10/6) tengah asyik menyiram pupuk cair ke beberapa aneka sayuran, seperti kangkung dan tidak kangkung dan pohon buah ketimun kasturi.
"Ini lahan pinggir Posko RW 17 Palmerah, Jakarta Barat. Lahan ini di RT. 7 RW. 17 sedangkan saya tinggal di ujung sana di RT. 4 RW. 17. Kemarin panen kangkung ibu - ibu sekitar sini," jelas Uwo dengan bangga.
Uwo memang terlihat beda dengan kebiasaan orang - orang sekitar Posko RW. 17 yang lebih suka ngrumpi sambil ngopi. Seakan Indonesia aman sejahtera saja terlihat.
Sebaiknya kreativitas seperti Uwo bisa dibantu oleh aparat kelurahan atau kecamatan. Minimalis diberikan bibit dan pupuk untuk peningkatan hasil produk yang lebih baik dan lebih baik banyak.
Berapa juta orang seperti Uwo di tanah air? Mengapa kadang pemerintah abaikan semua ini? Seandainya mereka dibina tentu usia produktif orang seperti ini Uwo masih bisa diarahkan untuk bekerja bagi lingkungan.